Tuhan, Aku masih disini

Ketika semuanya menjadi semu
Ketika aku pun tak mampu lagi menerka rasa ini
Ketika aku hanya ingin berdiam sendiri tanpa ada seorangpun yang mengusik..

Entahlah,
Akupun bingung..
Ku tanyakan pada Tuhan, apa sebenarnya yang terjadi? Tuhan pun belum memberikan jawabannya
Solusi para sahabat pun belum bisa membuat hatiku tenang, yang ada semakin gundah gulana

Aku harap ini hanyalah kerikil kecil, yang aku harap dia takkan membuat semua menjadi tergelincir.

Tuhan, aku masih disini.
Menunggu jawaban~

Menentukan Arah

Kadang aku gak tahu bakal dibawa kemana hubunganku dengan dimas, orang tuaku tidak menyetujui hubungan kami, terutama ibuku. Entah karna apa, selama 3 tahun hubunganku dengan dimas, selama itu pula ibuku tak pernah membuka hati tuk menerima kehadirannya. Dimas tak pernah tahu tentang ini, aku berusaha menutupi semuanya, aku berharap tuhan mendengar doaku dan ada jalan keluarb dari semua ini. Aku tahu ibuku berniat menjodohkanku dengan fauzi, anak dari teman baiknya. tapi aku berusaha tidak tahu dan tak ingin tahu, bagiku aku punya jalan hidup sendiri. Ayahku tidak terlalu ikut campur dengan semua ini, tapi menurutnya siapa yang dipilihkan ibuku, itu pasti yang terbaik buat anaknya. baginya restu orang tua itu adalah restu Allah.

Pernah suatu kali aku katakan pada ibuku… “bu, dilla gak mau dijodohkan, dilla udah punya dimas, dia anak yang baik dan hubungan kami serius. ini udah bukan jamannya siti nurbaya lagi bu, pokoknya dilla gak menyetujui perjodohan itu”. lalu ibu menjawab, “nak, fauzi itu anak baik.. keluarga kita sudah kenal baik dengan keluarganya, dia sudah punya pekerjaan tetap, kalau bersamanya kau takkan hidup susah nak. pernikahan itu tidak sekedar makan cinta, percayalah pada ibu”. Aku melengos pergi dan tak mau mjendengarkan lagi kata-kata ibu saat itu.

Kini, di sudut kamar ini aku termenung, pusing memikirkan hubunganku dengan dimas. tapi aku harus berjuang, aku punya cinta yang kuat dengannya. aku ingin ibuku tahu, bahwa materi bukanlah segalanya. kebahagiaan itu kami yang ciptakan, bukan mereka. 

Yang aku tahu, masi ada waktu.. masi bisa diperjuangkan.. sebelum penyesalan itu datang.

Untuk Perempuan

“Aku masih mencintainya mbak”. “Hah? Jadi selama 3 tahun ini kamu belum juga berhasil melupakan didi, za? Oh tuhan, quinza buka mata kamu.. Masih banyak lelaki di luar sana yang ingin mendapatkan cinta luar biasa darimu”. “Aku gak bisa mbak, bayangan didi terus saja menghantuiku”. “Hmm coba dech kamu ambil denger lagu Untuk Perempuan-Sheila On 7, mbak slalu denger lagu itu supaya menjadi wanita hebat”. “Bentar mbak, bentar.. Untuk Perempuan yah, kayaknya dulu sering denger, itu di album yang mana?kog di list kasetku gak ada yah? *sambil garuk-garuk kepala* “Ya Ampun Quinza.. Katanya kamu Sheilagank, masa’ gatau lagu SO7 yang itu?”. Sambil berfikir-fikir aku berusaha mengingat, kenapa lagu itu tidak ada dalam list album SO7ku. “Oh iyah mbak, aku ingat itu lagunya ada di dalam album ost. 30 Hari Mencari cinta, duh kemana yah kasetnya.. Oh tuhan, di pinjam adit teman SMAku, kemudian dengan seenaknya tidak bertanggungjawab menghilangkannya”. “Hmmmm coba kamu dengar dech lagu itu,liriknya bagus banget”. “Iyah mbak, bentar yah aku download dulu lagunya” kemudian, lagu Untuk Perempuan itu aku download (ini jangan ditiru, merusak bangsa) kepepet sih, mau gimana lagi aku butuh malam ini juga.

Jangan mengejarnya
Jangan mencarinya
Dia yang kan menemukanmu
Kau mekar di hatinya
Di hari yang tepat

Jangan mengejarku
Jangan mencariku
Aku yang kan menemukanmu
Kau mekar di hatiku
Di hari yang tepat
        
Reff:
Tidaklah mawar hampiri kumbang
Bukanlah cinta bila kau kejar
Tenanglah tenang dia kan datang
Dan memungutmu ke hatinya yang terdalam

Bahkan dia takkan bertahan tanpamu

Sibukkan harimu

Jangan pikirkanku
Takdir yang kan menuntunku pulang kepadamu
Di hari yang tepat
Reff:
Tidaklah mawar hampiri kumbang
Bukanlah cinta bila kau kejar
Tenanglah tenang aku ‘kan datang
Dan memungutmu ke hatiku yang terdalam

Bahkan ‘ku takkan bertahan tanpamu

Aku yang ‘kan datang (6x)

“Mbak ajeng.. Aku udah dapat lagunya.. “. Aku langsung bbm mbak ajeng malam itu juga. “Wah, iyah za? Trus gimana menurut kamu?” Sambil memakai tanda senyum di bbm mbak ajeng ngegodain aku. “Haha, iyah mbak.. Liriknya tepat buat za, za bakal lupain didi.. Za gak mau ingat didi lagi, za itu mawar.. Mawar itu dihampiri kumbang, bukan sebaliknya. Hahaha”. “Nah, gitu donk.. Itu baru namanya Quinza”. “Iyah mbak ajeng, makasih banyak yahh mbak, emmuuuahhh emmmuaahhh”. “Sama-sama quinza :)”.

Sejak itu, tiap kali aku ingat didi aku slalu dengerin lagu Untuk Perempuan SO7. Menyibukkan hari dan tak lagi memikirkannya apalagi mengejarnya, seakan-akan mas duta idolaku itu emang sengaja nyanyiin lagu itu buat aku. *eaaakkkk*

Selang setahun sudah waktu berlalu.. Aku berhasil melupakan didi walaupun aku belum menemukan penggantinya. Tapi ada yang lebih mencengangkan, mbak ajeng malah jadian sama didi. Mau marah? Hahaha.. Aku bukan orang pemarah, dan itu sudah tidak urusanku lagi. Cuman mau bilang Untuk Perempuan, kalau hidup itu keras coy =)) ~